David Bentley Ungkap Atmosfer 'Brutal' di Skuad Arsenal Era The Invincibles

angkasabola: Berita Liga Inggris: Mantan bintang Arsenal, David Bentley, mengungkap atmosfer keras yang terjadi di dalam skuad legendaris “The Invincibles” era Arsène Wenger. Bahkan, ia pernah menantang langsung Thierry Henry dalam sebuah sesi latihan yang penuh emosi.

Baca juga: Thierry Henry Nilai Gyokeres Cocok untuk Arsenal, Tapi Minta Fans Bersabar

score808: Arsene Wenger memimpin salah satu era paling sukses dalam sejarah The Gunners selama 22 tahun masa jabatannya. Ia membawa klub meraih dua gelar double dan mencatatkan sejarah tak terkalahkan sepanjang Premier League musim 2003-04.

Skuas Arsenal awal 2000-an dipenuhi nama-nama besar seperti Thierry Henry, Patrick Vieira, Dennis Bergkamp, hingga Martin Keown. Namun, seperti diungkapkan David Bentley dalam podcast Undr The Cosh, semangat kompetitif dalam tim itu juga disertai dengan tensi tinggi dan pertikaian antar pemain.

Bentley yang merupakan produk akademi Arsenal naik ke tim utama pada tahun 2001. Meski lebih banyak dipinjamkan ke klub lain seperti Norwich City dan Blackburn Rovers, ia sempat merasakan langsung kerasnya atmosfer di ruang ganti The Gunners.

“Kalau bicara soal karakter pemain, tidak ada ampun,” ujar Bentley. “Ray Parlour gila, tapi orang yang menyenangkan. Martin Keown dan Dennis Bergkamp itu hewan, mereka menendang siapa saja di latihan.”

Ia juga menceritakan bagaimana Giovanni van Bronckhorst kerap memberinya cedera saat latihan. “Saya sering pulang dengan mata lebam dan darah di wajah, dia suka menyikut.”

Salah satu insiden paling berkesan adalah perkelahian antara Pascal Cygan dan Kolo Touré. “Itu pertarungan terbaik yang pernah saya lihat di lapangan latihan. Dua binatang saling hajar. Satu tim harus melerai mereka.”

Bentley bahkan mengaku pernah hampir berkelahi langsung dengan Thierry Henry dalam sesi permainan tujuh lawan tujuh yang biasa dilakukan Wenger di latihan. Dalam kondisi panas, ia sempat menantang Henry untuk duel fisik.

“Saya tantang Henry, saya lepas sarung tangan, saya bilang, ‘Ayo sini kalau berani!’,” ujar Bentley. “Pertandingan tujuh lawan tujuh itu lebih penting buat kami daripada pertandingan akhir pekan. Semua pemain ngotot, penuh tekel, dan sering terjadi perkelahian.”

Ia juga bercerita tentang pengalamannya berselisih dengan Martin Keown karena bercanda soal umur. “Itu hal terburuk yang pernah saya lakukan,” katanya. “Bola datang, saya lindungi, dia langsung mencekik saya dari belakang dan melempar saya. Baju saya robek. Saya teriak, ‘Gaffer! Pat!’ tapi mereka cuma bilang, ‘Lanjutkan saja!’”

Meski keras, David Bentley menegaskan bahwa intensitas tinggi itulah yang membentuk mentalitas juara dan membuat Arsenal tak terkalahkan sepanjang musim. Kini, lebih dari 20 tahun berlalu, manajer saat ini Mikel Arteta pun berusaha menciptakan budaya timnya sendiri.

Arteta dikenal dengan metode pelatihan yang unik, seperti memutar lagu You’ll Never Walk Alone saat latihan jelang menghadapi Liverpool, hingga mengundang pesulap ke acara tim untuk mencuri barang pemain agar mereka belajar soal kewaspadaan.

Baca juga: Porto, Fenerbahce, dan Real Betis Minati Oleksandr Zinchenko

Artikel Tag: David Bentley, Arsenal